Rabu, 14 Juli 2010

ARDI

ARDI
10 November 1991
Universitas Indonesia
Teknik Komputer "09"

Cita cita adalah masa depan, manusia tanpa cita cita maka manusia tersebut tak punya masa depan. Jadilah manusia yang punya banyak cita-cita, ketika salah satu cita-citamu tak kau raih maka masih banyak cita cita lain yang bisa kau raih. (ARDI)

Selama kau masih remaja, carilah ilmu dan pengalaman sebanyak banyaknya, ketika kau sudah dewasa gunakanlah ilmu dan pengalamanmu itu di kehidupanmu kelak. (ARDI)

Saya memiliki 1001 cita-cita, jika satu gagal maka setidaknya masi ada 1000 cita cita yang bisa kuraih, jika 1000 gagal, masih ada 1 yang kuraih. Kebahagian akan kudapatkan jika satu saja cita citaku saya capai.
Diantara 1001 cita-citaku, ada satu cita cita yang tak banyak orang membayangkannya, jangankan membayangkannya, niatpun tidak,. Apakah itu ? “Membuat Perpustakaan”. Yah, inilah sala satu cita citaku dari 1001 cita cita. Cita-cita yang satu ini muncul ketika duduk di kelas 3 smp, dulu waktu kelas 3 smp, kelasku berdekatan dengan perpustakaan, jadi sering mampir dan duduk di dalamnya sambil menghayal. “Alangkah bahagianya jika mempunyai perpustakaan, selain dapat pahala yang pastinya segudang ilmu akan di raih".

Dalam pohon kehidupanku, saya berharap membuat perpustakaan di umur 30 tahun. 30 tahun umur yang mapan dan bermodal untuk mewujudkan cita-cita yang satu ini. Semenjak hayalan itulah saya sering membeli buku dan mengoleksinya. Meskipun g’ di baca, senang rasanya ketika melihat buku tersusun rapi di rak meja belajarku…

Tapi takdir berkata lain, salah satu sahabatku mangajakku membuat taman baca. Hmhmhmhmhm, patut di pertimbangkan. Ajakan itu muncul ketika saya baru lulus di SMK. Umurku pada saat itu 17 tahun 6 bulan 3 minggu 5 hari atau 6418 hari. Wow, kesempatan langka, tanpa dipikir panjang jawaban langsung oke. Tugas pertamaku mencari tempat yang cocok buat taman bacaku, dkk,. Sebenarnya sih tempatnya pengen di rumahku saja, biar rumahku selalu rameh dikunjungi, tapi sayang, rumahku berada di pedalaman jalan serui mekar Timika, tempat yang tidak strategis untuk taman baca.

Berpikir dan terus mencari dimana letak taman baca yang bagus, pikiranku mulai terbuka. Yah di masjid Al Azhar Timika, sayapun langsung mendatanginya dan berbicara ke remaz Al Azhar. Tapi sayang di tolak dengan alasan masjid dalam pembangunan. Kembali berpikir tuk mencari tempat yang bagus buat taman baca.

Ditengah kesibukanku membangun kios yang terbakar dan menjaga kios yang baru di jalan serui mekar, tiba-tiba datang mas dodi mau membeli minyak goreng di kiosku, tapi botol tempat minyak gorengnya habis kemudian mas dodi menawarkanku beberapa botol untuk di isi minyak goreng curah. Saya pun kerumahnya untuk mengambilnya, tanpa pikir panjang, langsung ke warung sebelah padang saiyyo. Ternyata botolnya ada di lantai 3. Sampai di lantai 2, ada yang baru. Wartel Lasinrang telah di sulap menjadi kamar kos.
Setelah mengisi minyak goreng di botol, saya naik lagi kerumah mas dodi, penasaran liat lantai 2nya. Sepertinya tempat yang bagus buat taman baca dengan pemandangan kota Timika, wow keren. Tanpa pikir panjang ku telpon sahabatku untuk melihat lokasinya. Diapun datang dengan teman-temannya, dan apa yang terjadi. Dia bilang oke. Akhirnya tepat tanggal 30 Agustus 2009 kita menyewa sala satu kamar.

Hari Sabtu tanggal 1 Agustus 2009, saya mendapatkan sesuatu yang tidak pernah saya dambakan sebelumnya, entah itu musibah atau kebahagian sayapun tak tau, saya lulus di Universitas Indonesia, hatiku bercampur senang dan gelisah. Senang karena lulus dan gelisah karena akan meninggalkan taman baca yang telah disewa kemarin. Tanggal 5 agustus saya harus berangkat, sedangkan taman bacanya masih kosong. Di sisah waktu 4 hari, saya dan sahabat-sahabatku bekerja keras untuk membuat taman baca. Mulai dari memotong papan sisa dari pembuatan kiosku dan mengecatnya. Akhirnya satu lembar papan yang panjangnya 375 cm terpasang dalam ruangan kecil yang akan di jadikan tempat buku.
Buku buku koleksi dari Pak Adnan dan sahabatku serta tak lupa juga buku koleksiku tersusun rapi di papan tersebut.
Hari rabu tanggal 5 agustus 2009, selamat tinggal Timika dan selamat datang pahlawan muda di Jakarta Raya, yah pahlawan muda, sebuah lagu yang berjudul “Selamat Datang Pahlawan Muda” untuk penyambutan mahasiswa baru di kampus terbaik di Negeri ini “Universitas Indonesia”.
Meskipun saya di depok, saya tetap menayakan kabar terbaru taman baca yang kutinggalkan ke sahabat-sahabatku. Ternyata mereka disana sedang sibuk mengecat ruangannya. Maafkan saya teman-teman, saya tak bisa membantu. Terlintas di dalam pikiranku, ada yang kurang di Taman Baca. Yaitu pemberian nama buat taman baca. Ku telpon sahabat sahabatku untuk berdiskusi tentang ini. Sebenarnya sih pengennya namanya “Taman Baca Laras” Karena Laraslah awal pemikiran ini. Tapi laras ngancam pengen diberi sandal.Hmhmhmhm.. Jadi di batalkan nama tersebut.

Asmaulhusna, nama nama Allah yang mempunyai kekuatan dan arti tersendiri. Ku buka Al-quranku di halaman pertama yang ada 99 nama Allah. Kupilih satu persatu dan membaca Arti dan maknanya. Akhirnya An-Naafi’ yang artinya Maha Bermanfaat. Dengan harapan taman baca An-Naafi’ dapat bermanfaat buat masyarakat Timika, Sahabat-sahabatkupun setuju dengan nama tersebut.
Tepat tanggal 17 Agustus 2009. Taman Baca An-Naafi’ diresmikan oleh segenap masyarakat Indonesia.
Terima kasih Indah, Terima kasih Laras, Terima kasih Eka, Kalian bertiga adalah sahabat-sahabatku.
Akhir kalimat, kita berempat mempunyai harapan yang sama yaitu menjadikan Taman Baca An’Naafi taman baca yang bermanfaat buat masyarakat. Amin!!!!!!

2 komentar:

Unknown mengatakan...

greatt..
be the best..

Taman Baca An Naafi' mengatakan...

Thanks Sohiib

Posting Komentar