Kamis, 12 Agustus 2010

Batal Puasa Pertama Di Timika


TEMPO Interaktif, Timika - “Alhamdulillah.” Ucapan syukur ini hampir bersamaan keluar dari mulut ratusan anggota jemaah yang memenuhi teras samping dan belakang Masjid Babusalam, Timika, Papua, kemarin. Di masjid yang dapat menampung 2.000-an anggota jemaah itu telah berkumpul umat muslim ini sejak pukul 17.00 waktu Indonesia timur.

Tidak seperti di kota lain di Nusantara, masyarakat muslim di Timika tidak ngabuburit dengan berkeliling kota. Mereka memilih berkumpul di masjid mendengarkan alunan pembacaan ayat suci Al-Quran.

Beberapa saat sebelum acara “batal puasa”(istilah buka puasa jemaah Babusalam), sejumlah lelaki membaca ayat-ayat suci secara bersamaan.“Ini tandanya sebentar lagi acara batal puasa dimulai,” kata seorang anggota jemaah, Husein Abdilah.

Begitu azan dikumandangkan, jemaah yang duduk berjajar di teras belakang dan samping masjid melakukan ritual tersebut. Menu acara batal puasa hari pertama Ramadan ini adalah jajanan dan segelas air mineral.“Makanan batal puasa ini tidak disediakan oleh pengurus masjid, tapi warga yang menyumbangkan secara suka rela,” kata Husein.

Seusai acara batal puasa, jemaah melakukan salat magrib berjemaah.“Setelah salat berjemaah, nanti semua pulang untuk buka puasa bersama di rumah masing-masing. Setelah itu, kita kumpul lagi untuk tarawih," kata Husein.

Menurut Husein, biasanya kelompok-kelompok warga Timika menggelar acara buka puasa bersama. "Biasanya setelah dua atau tiga hari, akan banyak undangan untuk melaksanakan acara batal puasa bersama," kata Husein.

Tidak semua warga muslim Timika melaksanakan acara batal puasa di Masjid Babusalam. Elly Furqon, misalnya, memilih berbuka puasa di rumah dengan anak dan istrinya."Saya tidak di masjid, di rumah saja dengan keluarga," kata Elly.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan ibadah puasa di Mimika berjalan aman.
Tidak ada perubahan situasi yang mencolok. Seluruh warga melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti biasa."Tapi hari puasa pertama ini kami tidak buka warung,"kata Adi, penjual makanan di Jalan Belibis, Timika.

Pada puasa pertama, sebagian besar warung makan di Timika tutup. Hanya beberapa warung yang menjual makanan khas Papua yang buka.

Di pasar Timika, aktivitas tambahan mulai terlihat. Pedagang sayur dan buah menyediakan barang dagangan lebih banyak dari biasanya. Mulai siang hingga menjelang azan magrib, penjual sayur dan buah di Pasar Timika sangat sibuk melayani pembeli.

Di jalan-jalan protokol, pedagang dadakan mulai terlihat memenuhi sejumlah trotoar untuk menjajakan kolak dan jajanan manis lainnya untuk batal puasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar