Minggu, 30 Januari 2011

Kebangkitan Sepakbola Papua Diawali Perjuangan Acub Zainal

Mantan gelandang Perkesa 78 Nico Ramandey mengatakan Acub Zainal adalah sosok jenderal berbintang satu yang mampu membangkitkan semangat anak-anak Papua mencintai Republik Indonesia.

“Saya selalu membayangkan anak-anak kulit hitam berlarian dan memegang bendera Merah Putih seperti orang kulit hitam di Amerika Serikat,” papar Ramandey mengingatkan pesan almarhum Acub Zainal kepada GOAL.com Indonesiadi Jayapura, Sabtu (29/1).

Dia menambahkan, karena itulah beliau sangat menentang diskriminasi terhadap sesama manusia termasuk orang Papua di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hasil karya almarhum Acub Zainal adalah melahirkan bintang-bintang sepakbola di Papua. Dia lah yang pertama kali memugar Stadion Mandala hingga tampak mentereng seperti sekarang ini. Namun sejak saat itu tidak ada lagi upaya membangun stadion baru terkecuali stadion Barnabas Jouwe milik Persidafon di Dafonsoro, Kabupaten Jayapura.

Kompetisi antarsekolah dasar pun dia gagas hingga perebutan Piala Acub Zainal antarkabupaten di Provinsi Irian Jaya sebutan Papua waktu itu. Bagi mantan pemain Persipura, Acub selalu mendorong kemajuan sepakbola dan memberikan spirit saat Persipura bertanding di dalam liga Perserikatan.

Inilah salah satu pesan dalam tulisan tangan almarhum Acub Zainal yang disimpan anak-anak Persipura era Hengki Heipon (kapten tim pada 1968-1977):

Kalau ada manusia yang paling bangga pada saat ini, karena Persipura masuk final adalah saya. Saya sangat bangga atas hasil gemilang yang telah dicapai oleh putra-putri Irianku. Meski saya kini bukan apa-apa dan tidak berada di Irian lagi. Tetapi hatiku selalu berada padamu semua. Cita-citaku keinginanku ialah Persipura (putra-putri Irian Jaya) jadi juara Indonesia. Semoga impianku impianmu semua akan menjadi kenyataan, ialah pada tanggal 19 April 1976 Persipura mengalahkan Persija dengan disaksikan oleh ribuan penonton di Senayan dan didengar oleh jutaan rakyat Indonesia. Tuhan bersamamu putra-putri Irian Jaya, Amien, amien, amien.

Hengki Heipon, sekadar beberapa nasihat dari saya untuk mu dan pemain-pemain Persipura lainnya ialah:

  1. Jangan mau mengalah kepada putusan wasit yang nyata-nyata merugikan kesebelasan kita.
  2. Bermain dengan penuh keyakinan bahwa Persipura akan menang. Permainan dengan semangat tinggi kalau perlu mati di lapangan. Jangan emosi, jangan kena pancing oleh macam-macam taktik dan tingkah laku kotor dan buruk lawanmu. Sekali lagi jangan emosi.
  3. Jaga ketat Risdianto, Andi Lala, Iswadi Idris (tugaskan orangnya siapa saja). Lapangan tengah jangan kosong (kuasai). Jangan beri kesempatan pemain Persija menembak ke gawang kita. Sapu bersih tiap pemain Persija yang berani membawa bola di muka garis penalti. Sekali lagi jangan emosi.
  4. Tiap kesempatan yang ada apalagi dekat dengan penalti lawan shoot tendang langsung ke gawang lawan (15-20 meter) Yafet Sibi, Johanes Auri, Timo Kapisa dan lain-lain. Sesungguhnya kiper Persija tidak begitu hebat. Apalagi bola rendah. Hati-hati jebakan offside sistem mereka. Bola harus selalu di kaki kita operkanlah cepat ke kawanmu. Harus berani tabrakan (body touch). Main keras tetapi bukan kasar, sekali lagi jangan emosi. Serangan dilakukan dari arah kelemahan musuh (kiri-kanan atau tengah, dari pertahanan musuh yang lemah).
Setiap pemain Persipura harus yakin bahwa sekarang kesempatan untuk menjadi juara Indonesia. Tiap pemain Persipura harus bermain semaksimal mungkin.

Hengki Heipon, selamat berjuang. Kau dan teman-temanmu pasti menang.

Sampaikan pertanyaan saya kepada seluruh pemain Persipura sebelum meninggalkan asrama menuju lapangan. Siapa yang akan menang Persipura atau Persija? Jawablah yang keras.
(gk-34)

Dikutip dari goal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar