Minggu, 12 Desember 2010

Tokoh Adat Papua Dukung Penetapan Sultan sebagai Gubernur

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Tokoh adat suku Amungme Komoro dari Timika, Papua, Yoseph Yopie Kilangin menemui Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan, Sabtu, (11/12). Kedatangannya untuk memberikan dukungan penetapan bagi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk jabatan gubernur dan wakil gubernur DIY melekat dengan Sultan.


Ada beberapa hal yang melatarbelakangi dukungan tokoh adat Papua kepada DIY. Menurut Yopie, Yogyakarta adalah anak sulung dari NKRI yang harus dihormati dan dihargai karena telah memiliki tatanan yang sudah berjalan melalui aturan penetapan Sultan dan Gubernur yang melekat.

“Kalau anak sulung itu tidak mendapat tempat dalam negara ini saja dibegitukan, bagaimana dengan kami anak Papua yang selalu di anaktirikan,” kata Yopie kepada wartawan usai menemui Sultan di Kepatihan, Sabtu, (11/12).

Alasan kedua, kata Yopie, demokrasi Pancasila harus menghargai apa yang ada di negara Indonesia yakni kearifan lokal di daerah. Menurut Yopie jika Papua punya kekhususan, maka Yogyakarta harus mendapat perlakuan sama.

“Kalau boleh aturan jangan melenceng apa yang sudah ada, kalau ditetapkan ya ditetapkan apa yang sudah jalan,” kata nantan Ketua DPRD Kabuapten Mimika, Timika, Papua ini. Dengan alasan itulah Yopie mengaku memberikan dukungan penetapan di Yogyakarta.

Yopie akan menyampaikan hasil pertemuannya dengan Sultan kepada seluruh warga adat sukunya. Putera tetua adat Mozes Kilangin yang nama ayahnya menjadi nama bandara di Timika itu mengaku populasi suku Amonge Komoro sebanyak 90 persen dari 200.000 penduduk Mimika.

Mengenai bentuk dukungan yang akan diberikan, kata Yopie, mereka masih bersifat menunggu reaksi masyarakat Yogyakarta. “Bentuk dukungannya seperti apa kita lihat nanti, yang jelas kami mendukung keinginan rakyat Jogja,” katanya.

Pada pertemuan itu, Yopie menceritakan, Sultan menyatakan rasa terima kasih atas dukungan tersebut.

Usai menyambut kedatangan Ketua Umum PMI, Yusuf Kalla, Sultan mengatakan wajar-wajar saja dukungan semacam itu. “Tinggal bagaimana pemerintah pusat melihatnya,” kata Sultan.

Menurut Sultan, Yopie sebagai ketua DPRD Kabupaten Mimika, Timika, sering melakukan dialog dengan mahasiswa Papua yang ada di Yogyakarta. “Karena itu dia memahami problematika Yogya dan tahu apa yang terjadi di Yogyakarta,” kata Sultan.

Mengenai mengalirnya dukungan dari berbagai daerah untuk keistimewaan Yogyakarta, Sultan menyampaikan bahwa sejauh ini baru Sultan Cirebon, yang menyatakan secara resmi. “Kalau daerah lain saya belum pernah menerima pernyataan apapun,” kata Sultan.

Jika mereka akan datang memberikan dukungan, Sultan menjawab dengan nada bercanda. “Kalau medayoh tak tompo toh, mosok ya ra tak tompo,” kata Sultan. Artinya, kalau mereka bertamu pasti akan diterima, tidak mungkin ditolak.

Pemimpin Gerakan Rakyat Mataram (GERAM) Widhihasto Wasana Putra mengatakan, pihaknya tengah mengkonsolidasikan beberapa daerah yang akan mendukung keistimewaan DIY. Daerah yang dalam proses konsolidasi adalah Nusa Tenggara Timur, Riau, Madura, dan Bengkulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar