Selasa, 27 Juli 2010

Krisis BBM Timika Dipicu Cuaca Buruk


Cuaca buruk di perairan Laut Arafura dalam beberapa pekan terakhir memicu krisis bahan bakar minyak (BBM) di Kota Timika, Papua. Seperti dilansir ANTARA dari petugas pengawas PT Pertamina di Timika Abdul Gassing, stok premium atau bensin di Timika saat ini hanya bertahan untuk empat hari ke depan dengan ketahanan stok sekitar 35 ribu kilo liter (KL).

"Saat ini rata-rata suplai premium ke dua SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) di Timika sebanyak 50.000 sampai 60.000 liter per hari dan suplai ke dua APMS (agen premium minyak dan solar) sebanyak 5.000 liter per dua atau hari," ujar Gassing.

Mengingat kelangkaan BBM di Timika, Pertamina juga mengurangi distribusi BBM ke Kabupaten Asmat dan Yahukimo yang selama ini disuplai dari Timika. Distribusi BBM ke Asmat selama ini dilayani oleh dua APMS, sedangkan untuk Yahukimo dilayani oleh dua pool konsumen.

Gassing mengatakan, persediaan BBM akan kembali normal mulai Rabu (28/7) dengan tibanya kapal tanker jenis LCT Anugerah Perdana 23 yang mengangkut 600 KL premium dan 450 KL solar dari pelabuhan transit BBM di Ambon.

Pihak pengelola kapal juga berencana menambah armada kapal tanker LCT Anugerah Perdana 01 dari Jayapura pada 31 Juli untuk memperbanyak pasokan BBM ke Timika.
"Kami sangat berharap kedatangan kapal tanker yang mengangkut BBM dari Ambon dan Jayapura tidak menemui kendala berarti selama di laut sehingga persediaan BBM di Timika tidak mengalami gangguan," kata Gassing.

Selama sepekan sejak Minggu (18/7) hingga Minggu (25/7), persediaan BBM di Depot Pelabuhan Paumako menipis. Akibatnya, Pertamina mengurangi pasokan BBM ke dua SPBU di Kota Timika sehingga memicu antrian panjang kendaraan bermotor. Selama terjadi krisis BBM khususnya premium tersebut, harga jual premium eceran di Kota Timika sempat menembus Rp20.000 per botol.

Kelangkaan BBM di Timika sering terjadi terutama saat kondisi cuaca buruk di perairan Laut Arafura, mengingat BBM harus diambil di Pelabuhan Wayame Ambon dengan mengoperasikan tiga unit kapal tanker jenis LCT yang berkapasitas kecil.

Sejak sepekan lalu, kondisi cuaca di Timika dan Papua pada umumnya mendung disertai hujan dalam intensitas yang sangat tinggi. Akibat kondisi cuaca buruk tersebut, penerbangan pesawat perintis ke sejumlah daerah pedalaman di Papua dari Timika mengalami penundaan bahkan dihentikan sementara waktu yakni penerbangan Timika-Alama di Distrik Jila.(Tv One)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar