Kamis, 15 Juli 2010

DPRD Ragu Freeport Produksi Uranium

Timika (ANTARA News) - Kalangan DPRD Mimika, Papua menyatakan tidak yakin PT Freeport Indonesia (PTFI) secara diam-diam memproduksi uranium, demikian Wakil Ketua I DPRD Mimika, Pieter Yan Magal di Timika, ibukota Kabupaten Mimika, Rabu.

"Saya berpendapat, hal itu merupakan sesuatu yang tidak mungkin, kami tidak yakin kalau Freeport juga memproduksi uranium.Itu hanya dugaan yang tidak mendasar dan tidak punya bukti kredibel," katanya.

Magal mengatakan, sesuai kontrak karya dengan Pemerintah Indonesia tahun 1991, PT Freeport hanya menambang bijih tembaga, perak dan emas (bukan dalam bentuk batangan).

Ia percaya perusahaan yang telah berinvestasi di Papua sejak 1967 itu bekerja profesional sesuai komitmen yang telah mereka bangun dengan pemerintah.

Magal mengatakan, jika Freeport memproduksi uranium maka pemerintah harus mengetahuinya mengingat pintu keluar seluruh hasil produksi Freeport dikontrol ketat pemerintah, beacukai dan aparat keamanan.

"Kalau benar Freeport memproduksi uranium, lantas barang itu keluar lewat jalur mana karena setiap barang yang keluar masuk Pelabuhan Amamapare diawasi secara ketat oleh petugas," kata wakil rakyat dari Partai Demokrat itu.

Di sisi lain, katanya, kegiatan tambang uranium memiliki dampak sangat besar terhadap lingkungan.

Masyarakat yang bermukim di sekitar pertambangan uranium, demikian Magal, harus diungsikan ke tempat jauh karena ancaman radiasi uranium akan mengganggu kesehatan penduduk maupun mahluk hidup lain di sekitarnya.

Para karyawan Freeport juga merupakan putra-putri Indonesia yang tidak mungkin mau mengkhianati ibu pertiwi Indonesia hanya untuk mendapatkan dolar.

"Mereka pasti akan menjadi mata dan telinga pemerintah untuk mengawasi aktivitas yang dilakukan perusahaan. Saya kurang yakin dengan isu yang berkembang itu," jelas Magal.

Sementara itu Manager Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Budiman Moerdijat dalam rilisnya yang diterima ANTARA di Timika membantah keras isu yang menyebutkan Freeport memproduksi uranium.

"Sehubungan dengan pernyataan yang menyebutkan Freeport diduga produksi uranium secara diam-diam an Freeport gali bahan baku uranium sejak delapan bulan silam, dengan ini kami menyampaikan klarifikasi bahwa hal tersebut tidak benar," kata Budiman.

Ia menjelaskan, PT Freeport merupakan perusahaan pertambangan umum dengan produk akhir berupa konsentrat yang mengandung logam emas, tembaga dan perak.

Sebelumnya, anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Yan Permenas Mandenas di Jayapura, Selasa (13/7) menduga PT Freeport menggali bahan baku uranium secara diam-diam sejak delapan bulan silam.

"Kegiatan ini dilakukan secara tersembunyi dan telah berlangsung cukup lama," kata anggota Fraksi Pikiran Rakyat DPRP itu.

Mandenas mengaku menerima informasi itu dari sejumlah masyarakat dan karyawan Freeport di Timika.

"Selain karyawan dan masyarakat, saya juga mendapat laporan dari sumber yang dapat dipercaya," ujarnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar